Berdasarkan publikasi yang dilakukan oleh USDA, daging kambing mentah memiliki kandungan lemak 50 %-65 % lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi, akan tetapi kandungan proteinnya hampir sama.
Daging kambing juga memiliki kandungan lemak 42 %-59 % lebih rendah jika dibandingkan dengan daging domba.
Hal yang sama juga dilaporkan untuk daging yang sudah dimasak. Disamping itu, persentase lemak jenuh daging kambing 40% lebih rendah jika dibandingkan dengan daging ayam (tanpa kulit) dan masing-masing 850%, 1.10 %, dan 90 % lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi, babi, dan domba.
Berdasarkan hasil penelitian, asam lemak yang terkandung pada daging kambing sebagian besar (68,5-72,3%) terdiri dari lemak tidak jenuh.
Daging kambing mengandung asam lauric, myristic, dan palmitic yang merupakan asam lemah tidak jenuh yang tergolong kedalam kelompok nonhypercholesterolemic masing-masing sebanyak 2,0 ; 2,6, dan 27,6%.
Disamping itu, daging kambing mengandung asam lemak tidak jenuh oleic (C:18.1) sebanyak 30,1-37,0%, linoleic (C18.2) sebanyak 13,4%, dan linolenic (C:18.3) sebanyak 0,4%.
Kandungan kolesterol daging kambing ternyata hampir sama dengan daging sapi, domba, babi, dan ayam dan lebih rendah jika dibandingkan dengan beberapa produk susu dan daging ayam olahan dan makanan asal laut. Daging kambing mengandung kolesterol sebanyak 76 %, sedangkan untuk daging sapi, ikan dan domba adalah 70%. Kandungan kolesterol daging babi dan ayam adalah 60%.
Tingkatan kolesterol darah kita kurang tergantung pada kolesterol yang terkandung pada makanan yang kita konsumsi. Kandungan kolesterol dalam darah lebih banyak tergantung pada jumlah asam lemah jenuh yang kita konsumsi, terutama rasio antara lemak polysaturated terhadap lemah jenuh.
Oleh sebab itu, untuk mengontrol tingkat kolesterol darah akan lebih efektif dilakukan dengan cara mengurangi konsumsi makanan yang mengandung asam lemak jenuh.
Asam lemak polysaturated dan asam lemak monosaturated berada dalam kondisi tidak terlalu padat suhu ruang, sehingga tidak jarang kita melihat ada tetesan lemak pada karkas kambing yang digantung.
Pengamatan terhadap tetesan lemak ini dapat digunakan sebagai salah satu metode sederhana untuk menentukan derajat kejenuhan lemak.
Hasil penelitian seperti yang telah dijelaskan di atas menunjukkan bahwa kambing tanpa mempertimbangkan umur, bangsa, dan daerah pemeliharaannya berperan dalam menyediakan daging berkualitas tinggi dan juga sumber lemak yang sehat dengan risiko mengonsumsi kolesterol yang minimum.
Disamping itu, daging kambing mengandung lebih banyak zat besi, potassium, dan tiamin yang berhubungan dengan kandungan garam yang lebih rendah.
Daging kambing mengandung semua asam amino esensial dan mengandung lebih rendah kalori.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa daging kambing tergolong ke dalam bahan makanan yang bersahabat dan sehat untuk dikonsumsi, asalkan saja tidak secara berlebihan
Daging kambing juga memiliki kandungan lemak 42 %-59 % lebih rendah jika dibandingkan dengan daging domba.
Hal yang sama juga dilaporkan untuk daging yang sudah dimasak. Disamping itu, persentase lemak jenuh daging kambing 40% lebih rendah jika dibandingkan dengan daging ayam (tanpa kulit) dan masing-masing 850%, 1.10 %, dan 90 % lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi, babi, dan domba.
Berdasarkan hasil penelitian, asam lemak yang terkandung pada daging kambing sebagian besar (68,5-72,3%) terdiri dari lemak tidak jenuh.
Daging kambing mengandung asam lauric, myristic, dan palmitic yang merupakan asam lemah tidak jenuh yang tergolong kedalam kelompok nonhypercholesterolemic masing-masing sebanyak 2,0 ; 2,6, dan 27,6%.
Disamping itu, daging kambing mengandung asam lemak tidak jenuh oleic (C:18.1) sebanyak 30,1-37,0%, linoleic (C18.2) sebanyak 13,4%, dan linolenic (C:18.3) sebanyak 0,4%.
Kandungan kolesterol daging kambing ternyata hampir sama dengan daging sapi, domba, babi, dan ayam dan lebih rendah jika dibandingkan dengan beberapa produk susu dan daging ayam olahan dan makanan asal laut. Daging kambing mengandung kolesterol sebanyak 76 %, sedangkan untuk daging sapi, ikan dan domba adalah 70%. Kandungan kolesterol daging babi dan ayam adalah 60%.
Tingkatan kolesterol darah kita kurang tergantung pada kolesterol yang terkandung pada makanan yang kita konsumsi. Kandungan kolesterol dalam darah lebih banyak tergantung pada jumlah asam lemah jenuh yang kita konsumsi, terutama rasio antara lemak polysaturated terhadap lemah jenuh.
Oleh sebab itu, untuk mengontrol tingkat kolesterol darah akan lebih efektif dilakukan dengan cara mengurangi konsumsi makanan yang mengandung asam lemak jenuh.
Asam lemak polysaturated dan asam lemak monosaturated berada dalam kondisi tidak terlalu padat suhu ruang, sehingga tidak jarang kita melihat ada tetesan lemak pada karkas kambing yang digantung.
Pengamatan terhadap tetesan lemak ini dapat digunakan sebagai salah satu metode sederhana untuk menentukan derajat kejenuhan lemak.
Hasil penelitian seperti yang telah dijelaskan di atas menunjukkan bahwa kambing tanpa mempertimbangkan umur, bangsa, dan daerah pemeliharaannya berperan dalam menyediakan daging berkualitas tinggi dan juga sumber lemak yang sehat dengan risiko mengonsumsi kolesterol yang minimum.
Disamping itu, daging kambing mengandung lebih banyak zat besi, potassium, dan tiamin yang berhubungan dengan kandungan garam yang lebih rendah.
Daging kambing mengandung semua asam amino esensial dan mengandung lebih rendah kalori.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa daging kambing tergolong ke dalam bahan makanan yang bersahabat dan sehat untuk dikonsumsi, asalkan saja tidak secara berlebihan
0 Response to "Amankah Anda Mengkonsumsi Daging Kambing?"
Posting Komentar