Madu sudah sering dijadikan obat penawar |
Dalam dunia kedokteran, madu memang tidak digolongkan sebagai obat. Madu hanya digolongkan sebagai suplemen atau minuman kesehatan. Karenanya jarang ada dokter yang meresepkan madu kepada para pasiennya. Tetapi uniknya, banyak literatur kuno dan kitab suci yang justru menyebutkan madu sebagai minuman sehat yang memiliki khasiat sebagai obat.
Sebagai contoh, Al Quran surat An Nahl (Lebah) ayat 69 menyebutkan bahwa,
"Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia".Madu juga disebut memiliki khasiat sebagai obat dalam kitab Ayurveda yang antara lain untuk mengatasi sakit paru-paru. Sementara Aristoteles (350 SM) dalam bukunya Historia Animaliu menuliskan bahwa madu putih baik untuk mengobati sakit mata, dan Celsius, seorang dokter Romawi selalu memberikan madu pada pasiennya yang menderita diare karena efek antibakteri dan kandungan nutrisinya mudah dicerna.
Istimewanya madu
Kandungan nilai gizi (lihat boks) dan variasi komposisi kandungan zat-nyalah yang membuat madu terbukti berkhasiat sebagai terapi. Salah satu yang paling penting adalah kandungan zat antibiotiknya untuk melawan serangan berbagai kuman patogen penyebab penyakit, seperti hasil penelitian Peter C Molan (1992), dari Departement of Biological Sciences, University of Waikoto, Selandia Baru.Para ahli menduga, zat antibakteri pada madu muncul karena adanya efek osmotik yang berasal dari tingginya kandungan gula madu, sekitar 84 persen dibanding kadar airnya yang hanya sekitar 15 persen. Sedikitnya kandungan air dalam madu yang berinteraksi dengan kadar gula dalam madu itulah yang membuat bakteri tidak dapat hidup. Karena tidak ada bakteri yang mampu hidup pada medium berkadar air kurang dari 17 persen.
Madu punya banyak manfaat untuk tubuh |
Namun demikian Aristoteles menyatakan, madu dari area dan musim tertentu dapat mengobati penyakit tertentu pula. Ini artinya, efek antibakteri madu berbeda-beda tergantung sumber nektarnya. Sementara, National Honey Board 2005, melaporkan bahwa madu yang berwarna gelap seperti madu manuka dan varitas madu buckwheat, terbukti memiliki kadar antioksidan lebih tinggi dibanding madu berwarna terang seperti madu akasia atau clover.
Beberapa hal yang membuat efek antibakteri madu ini berbeda-beda adalah kandungan hidrogen peroksida dan non-peroksida, serta vitamin C, ion logam, enzim katalase, dan ketahanan madu terhadap suhu serta sensitivitas enzimnya terhadap cahaya.Karenanya, ada sebagian ahli yang berpendapat bahwa efek antibakteri madu yang terbaik diperoleh dengan cara mengoleskan (topikal), dan secara umum akan berkurang efeknya jika tercampur zat lain atau diencerkan. Meski begitu, penelitian terakhir menunjukkan bahwa efek antibakteri madu juga efektif bila ditelan, misalnya pada infeksi pencernaan atau sakit maag.
Dosis Umum Konsumsi Madu untuk Kesehatan
Dosis madu yang dianjurkan untuk dewasa adalah 100 – 200 gram sehari. Diminum 3 kali sehari masing-masing pagi 30-60 gram, siang 40-80 gram, dan malam 30- 60 gram.Disarankan 1 ½ jam atau 2 jam sebelum makan atau 3 jam sesudah makan.
Untuk anak-anak dosis madu 30 gram sehari.
sumber:kibm.or.id/
0 Response to "Cara Sehat Mengkonsumsi Madu untuk Kesehatan"
Posting Komentar