Mengenal dan Mencegah Antraks pada Hewan serta Manusia

siklus penularan antraks dari hewan kepada manusia
Siklus penularan penyakit antraks dari hewan kepada manusia

Hari raya Idul Adha sudah semakin dekat, masyarakat pun sudah mulai serius mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan untuk menyempurnakan ibadah yakni berkurban. Nah, sebagaimana  pantauan tim makanansehat.web.id, ada banyak berita tentang ancaman penyakit antraks pada hewan kurban. Berita baiknya, pemerintah telah mengatur distribusi hewan kurban dan melakukan pemeriksaan serta pengawasan agar hewan kurban yang beredar benar-benar sehat dan layak dikonsumsi.

Masyarakat umum perlu mengetahui Mengenal dan Mencegah Antraks pada Hewan serta Manusia. Selain itu juga, perlu diketahui siklus penularan penyakit mematikan ini dari hewan kepada manusia. Semoga artikel berikut bermanfaat.

Mengenal Antraks

Penyakit Antraks atau radang limpa adalah salah satu penyakit zoonosis penting yang saat ini banyak dibicarakan orang di seluruh dunia. Penyakit zoonosis berarti dapat menular dari hewan ke manusia. Penyakit ini hampir setiap tahun selalu muncul di daerah endemis, yang akibatnya dapat membawa kerugian bagi peternak dan masyarakat luas. Hampir semua jenis ternak (sapi, kerbau, kuda, babi, kambing dan domba) dapat diserang antraks, termasuk juga manusia.

Didalam jaringan tubuh Bacillus Anthraxis selalu berselubung (berkapsul). Bacillus Anthraxis bersifat aerob, membentuk spora bila cukup oksigen. Oleh karena tidak cukup terdapat oksigen, spora tidak pernah dijumpai dalam tubuh penderita atau didalam bangkai yang tidak terbuka, baik dalam darah maupun dalam jeroan. Spora tahan terhadap kekeringan untuk jangka waktu yang lama, bahkan dalam tanah dapat tahan sampai berpuluh-puluh tahun.

Pemusnahan spora Bacillus Anthraxis dapat dengan uap basah suhu 90º C selama 45 menit, air mendidih atau uap basah suhu 100º C selama 10 menit dan panas kering pada suhu 120º C selama 1 jam.

Gejala Antraks

Kepala Laboratorium Balai Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan dan Kemafet Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Srimudji Artiningsih, (dilansir dari bisnis.jabar.com) Menurut dia, ciri-ciri utama hewan yang tertular virus antraks adalah bulunya kusam, badan panas, tidak mau makan dan dari anus atau lubang hidung keluar darah.

Ada beberapa bentuk penyakit antraks pada ternak yaitu; per akut, akut dan kronis.
  • Bentuk per akut
Jalannya penyakit sangat mendadak dan segera terjadi kematian akibat pendarahan di otak. Gejala tersebut berupa sesak napas, gemetar, kemudian ternak roboh dan mati. Disamping itu, terkadang ternak itu terus mati sebelum nampak tanda-tanda bahwa ia sakit. Dan kerap kali diagnosa ditentukan setelah mati, yaitu terjadi pembesaran limpa membengkak 2-4 kali dari ukuran normal.

  • Bentuk akut (pada sapi, kuda, kambing dan domba)
Mula-mula demam, gelisah, kemudian terjadi depresi, sukar bernapas, detak jantung cepat tetapi lemah, kejang dan penderita segera mati, dengan dibarengi keluar cairan berdarah dari lubang ataupun mulut.

Selama penyakitnya berlangsung, demamnya dapat mencapai 41-420C, produksi susu menurun drastis. Pad a ternak bunting mungkin terjadi keguguran sebelum mati.
  • Bentuk Kronis
Umumnya terdapat pada babi, tetapi kadang-kadang terjadi juga pada jenis ternak lain.Gejalanya ditandai dengan adanya lepuh-Iepuh lokal yang terbatas pada lidah dan tenggorokan, serta leher bengkak.

Pada orang yang terinfeksi Bacillus anthracis biasanya menderita sakit perut yang hebat (radang usus), muntah-muntah, kaku yang kadang kolaps dan bisa mati. Pada infeksi lewat pernapasan, penderita menunjukkan gejala radang paru-paru. Sedangkan infeksi lewat kulit umumnya bersifat lokal, kemudian menjadi borok merah pucat atau kehitaman dan keluar cairan berwarna merah bening. Luka atau borok ini susah sembuh. Untuk itu, sebaiknya penderita segera ke Puskesmas atau Dokter terdekat dan menceritakan dengan sejelas-jelasnya kejadian tersebut, terutama bila makan daging yang dicurigai atau hasil potongan gelap.

Cara Penularan Antraks

Bacillus anthraxis tidak berpindah langsung dari ternak satu ke ternak yang lain, tapi biasanya masuk ke dalam tubuh ternak bersama makanan, perkakas kandang atau dari tanah (rumput). Infeksi tanah inilah yang dianggap paling penting dan berbahaya. Spora yang ada di dalam tanah bisa naik ke atas oleh pengolahan tanah dan hinggap di rumput, yang kemudian dimakan ternak bersama sporanya. Demikian juga spora itu bisa masuk ke dalam kulit, apabila hewan itu berada dan tidur di tempat yang tercemar.

Spora ini akan tumbuh dan berkembang biak dalam jaringan tubuh dan menyebar ke seluruh tubuh mengikuti aliran darah. Ternak penderita penyakit antraks dapat menulari ternak lain, melalui cairan (eksudat) yang keluar dari tubuhnya. Cairan ini kemudian mencemari tanah sekelilingnya dan dapat menjadi sumber untuk munculnya kembali wabah di masa berikutnya. Cara penularan lain, bila ternak penderita sampai dipotong/bedah atau kalau sudah mati sempat termakan burung liar pemakan bangkai, sehingga sporanya dapat mencemari tanah sekitarnya, serta menjadi sulit untuk menghilangkannya.

Penjangkitan Antraks pada Manusia

Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui usus, paru-paru (dihirup), atau kulit (melalui luka). Antraks tidak mungkin tersebar melalui manusia kepada manusia.

Di dalam tubuh hewan yang saat ini menjadi inangnya tersebut, spora akan bergerminasi menjadi sel vegatatif dan akan terus membelah di dalam tubuh. Setelah itu, sel vegetatif akan masuk ke dalam peredaran darah inangnya. Proses masuknya spora antraks dapat dengan tiga cara, yaitu :

  1. Inhaled anthrax, dimana spora anthrax terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan.
  2. Cutaneous anthrax, dimana spora anthrax masuk melalui kulit yang terluka. Proses masukkanya spora ke dalam manusia sebagian besar merupakan cutaneous anthrax (95% kasus).
  3. Gastrointestinal anthrax, dimana daging dari hewan yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik, sehingga masih megandung spora dan termakan.

Simpton

Beberapa gejala-gejala antraks tipe pencernaan adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan, suhu badan meningkat, muntah berwarna coklat atau hitam, buang air besar berwarna hitam, sakit perut yang sangat hebat (melilit). Sedangkan, gejala antraks tipe kulit ialah bisul merah kecil yang nyeri. Kemudian lesi tadi membesar, menjadi borok, pecah dan menjadi sebuah luka. Jaringan di sekitarnya membengkak, dan lesi gatal tetapi agak terasa sakit. Antraks terjadi setelah mengomsumsi daging yang terkena antraks. Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir, dan berbau.



Pencegahan Antraks pada Hewan

  • Semua ternak (sapi, kerbau, kambing, domba, babi dan kuda) harus divaksin secara teratur. Mintalah bantuan petugas Dinas Peternakan setempat atau Dokter hewan terdekat.
  • Jagalah kebersihan dan kesehatan kandang, dengan selalu membersihkan kotoran dan desinfektasi, serta upaya penghapusan hama penyakit.
  • Berilah makanan dalam jumlah cukup dan bermutu (bergizi).
  • Bagi ternak besar (kerbau dan sapi), jangan terlalu dipaksakan kerja berat. Keletihan dan kurang makan dapat mempermudah berjangkitnya wabah penyakit anthrax. Aturlah cara kerja yang baik, sehingga tidak menyebabkan ternak sangat lelah, untuk itu aturlah waktu istirahat yang tepat.


Cara Penanggulangan Penyakit Antraks pada Ternak

Terhadap Ternak yang Sehat
  • Ternak yang sehat, tapi tinggal sekelompok dengan yang sakit diberi suntikan serum atau antibiotik, dan setelah kurang lebih 5 hari baru divaksin.
  • Ternak yang sehat, 5-10 km dari daerah yang tercemar (pusat wabah) penyakit diadakan vaksinansi.

Terhadap Temak yang Sakit 

  • Pisahkan segera dari ternak yang sehat.
  • Pengobatan dengan serum dan atau kombinasi antibiotik (penicillium, Streptomycin,Oxitetracyclin, Chloramphenicol) atau terapi (Sulametazine, Sulafanilamide, Sulafapyridin dan lain-lain).
  • Setelah penderita sembuh dapat divaksinasi.
  • Bagi ternak yang sudah mati akibat anthrax, dibakar, diberi desinfektan kemudian dikubur. Sedangkan bangkai yang sudah terlanjur dikubur, tanahnya dibuka kembaIi, tanah galian diberi desinfektan dan kapur, serta bangkai dibakar, kemudian kuburan kembali ditutup.
  • Susu yang berasal dari ternak sa kit harus dimusnahkan, dibuang dengan dicampur larutan formalin.


Sumber : http://www.deptan.go.id/pesantren/berita/anthrax1.htm

0 Response to "Mengenal dan Mencegah Antraks pada Hewan serta Manusia"

Posting Komentar